Senin, 01 Desember 2008

Ping, Arp, dan Tracerouter

ping


Ping adalah program tersederhana dari aplikasi TCP/IP. Ping mengirimkan IP datagram ke suatu host dan mengukur waktu round trip dan menerima respon. Ping merupakan singkatan dari Packet InterNet Groper.


Ping menggunakan pesan ICMP echo dan echo reply.


Ping dapat juga digunakan untuk memastikan installasi IP address di suatu host. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu :

Ping loopback : test terhadap software TCP/IP

Ping IP alamatku : test perangkat jaringan di host tersebut

Ping alamat IP suatu host lain : test apakah jalur sudah benar

Ping nama dari suatu host : test apakah sistem DNS sudah berjalan.


TRACEROUTE


Aplikasi traceroute melacak jalur mana saja yang dilalui untuk menuju ke suatu host tujuan. Cara kerja traceroute dengan mengirimkan pesan dengan TTL = 1. Dimana apabila sudah mencapai suatu target jumlah TTL akan menjadi 0, dan ini akan memberikan pesan ke pengirim dengan pesan time exceeded, sehingga host akan mengirimkan lagi pesan ICMP dengan nilai TTL diperbesar. Proses ini dilakukan terus hingga mencapai host yang dituju.


ARP


Protokol ARP digunakan untuk merubah protokol pengalamatan pada layer yang lebih atas (IP Address) menjadi alamat fisik jaringan.Spesifikasi ARP dapat dilihat di RFC 826.

Cara kerja protokol ARP :


Host Y melakukan broadcast dengan mengirimkan pesan ARP Request, apabila host yang dituju berada dalam satu jaringan maka host tersebut akan mengirimkan pesat ARP Reply yang berisikan informasi MAC. Bila host yang dituju berada dalam jaringan yang berbeda maka yang akan mengirimkan ARP Reply adalah Router yang memisahkan jaringan tersebut.

CIDR

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.

CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.

CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

Apa itu NAT dan PAT ?

Network Address Translation (NAT) adalah jaringan yang didisain untuk menyederhanakan IP address dan berperan juga untuk melindungi jaringan. NAT merupakan teknologi yang memungkinkan jaringan IP Private,software yang melakukan NAT yang memungkinkan seluruh koneksi rumahan berbagi koneksi internet melalui satu IP address. Dengan menggunakan akses satu internet cable modem, DSL modem ataupun koneksi dial up 56k sehingga jaringan lokal (LAN=Local Area Network) dapat terkoneksi ke internet secara bersamaan. Sebagai fitur tambahan pada jaringan, NAT melindungi jarigan LAN Anda dari serangan para hacker.NAT berlaku sebagai penerjemah antara dua jaringan. Dalam beberapa kasus pada jaringan rumahan, posisi NAT diantara jaringan internet dan jaringan lokal Anda. Internet sebagai sisi “Public” dan jaringan lokal sebagai sisi “Private”. Ketika komputer pada jaringan private menginginkan data dari jaringan public (internet), maka perangkat NAT membuka sedikit saluran antara komputer dan komputer tujuan. Ketika komputer pada jaringan internet membalikkan hasil dari permintaan, yang dilewati melalui perangkat NAT kepada komputer peminta, sehingga paket tersebut dapat diteruskan melewati jaringan public. dapat membagi koneksi akses internet. Dengan menggunakan perangkat keras atau beberapa
Keuntungan menggunakan NAT adalah memungkinkan menambah IP address, tanpa merubah IP address pada komputer . Ada beberapa keuntungan lain dalam menggunakan NAT, diantaranya :
  1. Menghemat IP legal yang diberikan oleh ISP (Internet service provider)
  2. Mengurangi terjadinya duplikasi IP address pada jaringan
  3. Menghindari proses pengalamatan kembali pada saat jaringan berubah
  4. Meningkatkan fleksibilitas untuk koneksi ke internet
Kerugian menggunakan NAT diantaranya :
  1. Proses translasi menimbulkan keterlambatan karena data harus melalui perangkat NAT (software atau hardware).
  2. Terdapat beberapa aplikasi yang tidak dapat berjalan ketika menggunakan jaringan NAT, khususnya NAT yang menggunakan software.
  3. Menghilangkan kemampuan untuk melacak data karena melewati firewall.
Sewaktu Internet terus mengalami laju peningkatan, NAT menawarkan cara cepat dan efektif untuk memperluas akses internet yang aman ke dalam jaringan yang sudah ada dan maupun jaringan-jaringan lokal yang baru. NAT menawarkan keluesan dan performa dibandingkan aplikasi alternatif setingkat proxy, dan menjadikan ukuran standar untuk akses internet yang dibagi-bagi (connection sharing).
Port Address Translation (PAT) merupakan Metode pernerjemahan yang memungkinkan pengguna untuk menghemat alamat dalam tumpukan alamat global dengan mengizinkan port sumber dalam koneksi TCP atau percakapan UDP untuk diterjemahkan

Mengenal Public IP dan Private IP address

Dalam jaringan komputer dikenal dua tipe alamat IP yaitu public dan private. Alamat umum diberikan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk berhubungan ke Internet. Bagi host di dalam organisasi yang tidak memerlukan akses langsung ke Internet alamat IP yang tidak menduplikasi alamat umum yang sudah diberikan masih tetap dibutuhkan. Untuk memecahkan persoalan alamat ini, para disainer Internet mencadangkan suatu bagian dari ruang alamat IP dan menamai ruang ini sebagai ruang alamat pribadi. Suatu alamat IP pada ruang alamat pribadi tidak pernah diberikan sebagai alamat umum. Alamat IP di dalam ruang alamat pribadi dikenal sebagai alamat pribadi atau Private. Dengan memakai alamat IP pribadi, pemakai dapat memberikan proteksi dari para hacker jaringan.

Karena alamat IP pada ruang alamat pribadi tidak akan pernah diberikan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) sebagai alamat umum, maka route di dalam Internet router untuk alamat pribadi takkan pernah ada. Alamat pribadi tidak dapat dijangkau di dalam Internet. Oleh karena itu, saat memakai alamat IP pribadi membutuhkan beberapa tipe proxy atau server untuk mengkonversi sejumlah alamat IP pribadi pada jaringan lokal menjadi alamat IP umum yang dapat di-routed. Pilihan lain adalah menerjemahkan alamat pribadi menjadi alamat umum yang valid dengan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan di Internet. Dukungan bagi NAT untuk menerjemahkan alamat umum dan alamat pribadi memungkinkan terjadinya koneksi jaringan-jaringan kantor-rumah atau kantor yang kecil ke Internet.

Sebuah NAT menyembunyikan alamat-alamat IP yang dikelola secara internal dari jaringan-jaringan eksternal dengan menerjemahkan alamat internal pribadi menjadi alamat eksternal umum. Hal ini mengurangi biaya registrasi alamat IP dengan cara membiarkan para pelanggan memakai alamat IP yang tidak terdaftar secara internal melalui suatu terjemahan ke sejumlah kecil alamat IP yang terdaftar secara eksternal. Hal ini juga menyembunyikan struktur jaringan internal, mengurangi resiko penolakan serangan layanan terhadap sistem internal.

IPv4 vs IPv6

Penulisan IPV4 terbagi 4 blok yaitu x.x.x.x dimana setiap blok merupakan penjumlahan bilangan biner (0 dan 1) yg terdiri dr 8 bit, jadi jika ditulis dalam bit aturannya sebagai berikut:

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

untuk penjumlahannya dibaca dari kanan ke kiri dengan kelipatan 2 dimulai dari 1.

128 64 32 16 8 4 2 1
x x x x x x x x

Jadi bilangan terendah adalah 0 dan tertinggi adalah 255 (128+64+32+16+8+4+2+1). Contoh penulisan ke biner dr bilangan 160 = 10100000, karena yg bit 1 hanya nomor 8 dan 6 maka penjumlahannya 128+32

IPV4 dibagi jadi 5 class:

  • class A : 0.0.0.0 s/d 127.255.255.255 (net 0.0.0.0 dan 127.0.0.0 pengecualian)

  • class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255

  • class C : 192.0.0.0 s/d 224.255.255.255
Berikut diberi contoh kasus konfigurasi jaringan sbg berikut:
  • Jaringan I 
100.10.0.1
100.10.0.2
100.10.0.3
100.10.0.4
100.10.0.5
  • Jaringan II
 130.10.0.1
130.10.0.2
130.10.0.3
130.10.0.4
130.10.0.5
  • Jaringan III 
202.10.0.1
202.10.0.2
202.10.0.3
202.10.0.4
202.10.0.5
Dari informasi address di atas disimpulkan sebagai berikut:

  1. Komputer hanya bisa saling koneksi dengan komputer lain dalam satu jaringan

  2. Komputer yang beda jaringan misal komputer dgn IP 100.10.0.1 VS 202.10.0.4 tidak bisa berkoneksi secara langsung

  3. Agar komputer dalam jaringan berbeda dapat saling koneksi dibutuhkan suatu proses routing (penjelasan routing dalam artikel lain.

  4. Menentukan NetID, HostID, Broadcast, dan Netmask.
IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug dan Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.

Untuk mengimlementasikan suatu jaringan IPv6, yang pertama – tama dibutuhkan adalah alokasi prefix ipv6 yang unik, yang bisa diperoleh dari penyedia jasa internet seperti ISP, APNIC atau yang lain. Kebutuhan selanjutnya adalah infrastruktur jaringan yang telah mendukung IPv6.

Meskipun telah dipersiapkan sebuah teknologi baru untuk menggantikan keterbatasan metode sebelumnya, pengimplementasian ipv6 ini tidak dapat langsung diterapkan begitu saja. Ada banyak metode yang dapat dilakukan untuk migrasi secara bertahap dari ipv4 ke ipv6. Beberapa diantaranya akan coba dibahas disini.

Pertama dengan teknik dual-stack. Dengan teknik ini, kita cukup menambahkan ipv6 pada setiap komputer tanpa menghapus ipv4 nya. Di beberapa operating system yang baru, mereka rata rata telah menerapkan metode dual stack ini.

Kedua dengan teknik tunnel ipv6 didalam ipv4. Teknik ini menggunakan ipv4 sebagai datalink layer dan ipv6 akan dienkapsulasi kedalam jaringan ipv4.

Ketiga dengan teknik transalasi dari network address translation ke protocol transfer. Atau dengan menggunakan teknik tcp relay dari ipv4 ke ipv4. Dimana aplikasi yang menggunakan ipv6 di relay di domain name server yang kemudian diteruskan ke dns yang menggunakan ipv4.
Kedua dengan teknik tunnel ipv6 didalam ipv4. Teknik ini menggunakan ipv4 sebagai datalink layer dan ipv6 akan dienkapsulasi kedalam jaringan ipv4.
Ketiga dengan teknik transalasi dari network address translation ke protocol transfer. Atau dengan menggunakan teknik tcp relay dari ipv4 ke ipv4. Dimana aplikasi yang menggunakan ipv6 di relay di domain name server yang kemudian diteruskan ke dns yang menggunakan ipv4.

Perbedaan Classless & Classful routing protocol

Classful merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas dimana IP address ( yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi kedalam lima kelas yakni :

  • Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
  • Address kelas B
2 bit pertama IP Address-nya“10”
  • Address kelas C
3 bit pertama IP Address-nya“110”
  • Address kelas D
4 bit pertama IP Address-nya“1110”
  • Address kelas E
4 bit pertama IP Address-nya“1111”

Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24

Setting IP Static di Windows, Unix and Linux based Computer

Windows®
Control Panel >> Network Connections >> Local Area Connection >> Properties >> TCP/IP >> Properties

Berikut langkah – langkah setting IP static di Windows :
  1. Buka control panel,
  2. Buka Network Connections,
  3. Klik kanan pada "Local Area Connection"
  4. Pilih "Properties",
  5. Lalu (pada "general" tab) pilih "Internet Protocol(TCP/IP)"
  6. Klik "Properties".
  7. Pilih "Use the Following IP address” dan masukkan IP address yang diinginkan.

Jika menggunakan IP address 192.168.1.3 , maka akan muncul seperti berikut.


Mac OS X
Langkah – langkah setting IP static pada Mac OS X :
  1. Buka “System Preferences”
  2. Pilih “Network”
  3. Pilih jenis interface yang digunakan, misalkan Ethernet,
  4. Kemudian klik “Advanced”
  5. Pada tab TCP/IP, pilih “Configure IPv4 : Manually”

LINUX

Di ubuntu (dan distro turunan debian lainnya), untuk mengedit secara manual konfigurasi network agar menjadi ip static, edit file /etc/network/interfaces, dan ubah bagian eth0 misalnya menjadi:
# The primary network interface

iface eth0 inet static

address 192.168.0.2

netmask 255.255.255.0

gateway 192.168.0.1

# agar eth0 diaktifkan secara otomatis pada saat boot:

auto eth0

Kemudian restart eth0:
sudo ifdown eth0

sudo ifup eth0